Sabtu, 09 November 2013
Pesan Manis Dari OpenSource
Kenapa saya sebut surat "cinta", karena memang seperti yang sudah pernah saya tulis pada posting sebelumnya bahwa Ubuntu 8.04 LTS berhasil mencuri setengah hati saya. Akan terlalu panjang jika saya ceritakan lagi.
Sebuah kata-kata manis dari gus dengan komentarnya pada posting sebelum ini, seperti menjadi prediksi akan datangnya paket ini. CD yang saya terima ini, sangatlah jauh dari kesan label "gratisan". Belum lagi isinya. Sesaat saya berfikir bahwa, Ubuntu jika saja MAU murni berbisnis. Maka Harga sebuah CD Windows XP Home Edition yang pernah saya (harus) beli, kira-kira 3 bulan yang lalu akan menjadi terlampau mahal. Bandingkan saja, XP-Home seharga $ 84,00 plus saya harus mendatangi agen penjualnya berbanding dengan $ 0,00 plus barang sampai langsung ke tangan saya. Itu adalah masalah harga. Jika-pun kita sisihkan sejenak, masih banyak hal lain yang kemudian menjadi titik tolak saya pribadi lebih mendukung Opensource.
Jika kesulitan dengan harga Microsoft Windows yang terlalu mahal, setidaknya seorang bernama Linus Benedict Torvalds telah berhasil (di mata saya) menjungkir-balikkan kesulitan kita dengan konsep open-sourcenya, yang kemudian bersambung pada free opensource. Gunakan Linux jika kita keberatan membeli product microsoft untuk kebutuhan OS komputer kita. Memang (semoga saja) saya tidak sedang menyalahkan pengguna Windows yang seakan sudah dibuat terlena dengan kenyamanan windows, tapi belum sanggup jika harus membeli. Saya juga mengerti bahwa Windows terlalu mahal, tapi bersabarlah. Bersabar dari apa?, bersabar dari perbuatan mencaci Microsoft dengan tangan kanan, sementara tangan kiri mencuri Microsoft. Produk Microsoft memang terlalu mahal, tapi kemudian ini tidak bisa menjadikan kita terus-menerus malafide.

Mengutip perkataan gus ketika beliau mengirimkan surat keberatan kepada TEMPO (kenapa mengutip gus?, karena gus bukanlah pakar telematika yang suka menyangka salah kutip pada pihak tertentu) di blog beliau kepada saya, "sebenarnya saya sadar, kalau protes atau suara saya hanya mirip judul filmnya Garin bagi Tempo : Pasir berbisik....". Demikian pula tulisan ini yang hanyalah sebuah bisikan pasir yang akan dengan mudahnya tersapu ombak.
#PS [update] : Menilik komentar salah satu guru saya Kang Jaloe untuk postingan ini (setelah beberapa jam setelah posting ini di-publish), saya tiba-tiba merasa mungkin kang Jaloe (dan yang mungkin yang lainnya), merasa terganggu atau mungkin tersinggung. Bila itu terjadi saya mohon maaf yang setinggi-tingginya. Saya sendiri juga tidak menampik bahwa di Lingkungan LINUX-OS, yang sering jadi hambatan banyak orang berpindah dari Windows ke Linux adalah kurangnya banyak dukungan terhadap piranti lunak pengolah gambar dan video. Saya pribadi menyesalkan hal ini. Jadi dengan tulisan ini, saya sama sekali tidak bermaksud mengkampanyekan Anti-Windows ataupun Anti-Microsoft. Motivasi utama penulisan ini ada dua. Pertama, ini adalah seperti luapan kegembiraan anak ingusan yang baru saja diberi permen dari orang yang tak-dikenal :) dan kedua, sebuah demonstrasi ala saya kepada satu dari sekian instansi besar (sayangnya di lingkungan pendidikan) yang pernah saya dapati menggunakan produk bajakan, yang dari sudut pandang siapapun sangat tidak pantas. Mengenai pengguna lain, saya sudah wakilkan dengan kata "rela". Sekali lagi saya mohon maaf, terutamanya untuk Kang Jaloe. Semoga maaf saya diterima.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar